Thursday, February 17, 2011

Accompany Dusk


Pemandangan senja hari diambil dari pantai Namosain, Kupang, Nusa Tenggara Timur
 Hari ini mencoba membuka beberapa folder foto-foto yang kuabadikan selama ini, di antara foto-foto itu harus kuakui aku masih merasa nyaman dengan foto-foto senja hari. Padahal jika mau kuhitung, aku menikmati senja jauh lebih banyak dibanding yang hasil foto-fotoku. Dan momen-momen terbaik lebih sering terendam dalam lautan memoriku sendiri.

Pemandangan senja diambil dengan kamera
Fuji S200EXR di Pelabuhan Tenau, Kupang
 Aku memang penikmat senja walaupun tidak kulakukan tiap hari, sebagaimana orang-orang yang sering kutemui di banyak pantai. Ya, penikmat senja memang paling sering menikmati senja dari pantai. Momen tenggelamnya sang matahari memang paling terasa di pantai dimana batas horison menjadi jarak pemisah antara langit merah dan bumi.
Senja memang menghadirkan warna lembayung merona dan beberapa warna lain yang begitu pendek yang begitu sayang terlewati. Perubahan waktu yang pendek itu seolah menghentikan sejenak degup jantung saat emosi menyala. Bagitu berbedanya nuansa senja, bagiku senja tetap menjadi waktu istimewa.
Dan menikmati senja tak sebatas dari laut, begitu banyak tempat yang bisa menjadi tempat yang indah menikmati senja. Sebagian besar orang bisa mencicipi teh hangat dan kue di tepi pantai, atau dengan sebuah jagung bakar saja.
 
Pemandangan senja diambil dari sisi lain (Nirwana Resort),
Pura Tanah Lot, Bali di menit-menit terakhir hilangnya matahari

Menggenggam tangan kekasih berduaan (serasa) di dermaga atau pun duduk sendiri dengan linangan air mata kehilangan kekasih hati (asal tidak sampai bunuh diri) Senja selalu menawan baik dinikmati sendiri atau berdua, senja tetap tidak kehilangan gairahnya dinikmati di tempat sepi atau di suasana diskotik yang hingar-bingar (salah satu tempat di tepi pantai di Bali yang pernah kulihat).
Tapi aku tetap memilih menjadi penikmat senja yang sendiri, atau biarkan perasaanmu sendiri.

Pemandangan senja diambil dari sisi selatan (Nirwana Resort) ke arah
Pura Tanah Lot, Tabanan, Bali dengan 2 filter gradasi sunset dan biru
Tak harus di tepi pantai, di atas bukit-bukit yang tandus berumput pun senja tetap akan menampakkan keangkuhan warna langitnya.
Waktu yang hanya sepersekian sebelum terang berubah menjadi gelap selalu menyisakan sesuatu yang tak bisa di tebak. Tiap menit selalu mengirimkan nuansa yang berbeda.
Bahkan kadang cahayanya tak sempat terekam kamera sehingga harus puaslah terekam dengan memori.
 
Suasana senja dari daerah perbukitan kota Mbay, Nagekeo
Lokasi pengambilan dibelakang rumah dinas Bupati Nagekeo
Kapankah aku akan menjadi bosan dengan senja? Kapankah aku akan abai dengan senja.... rasanya tak akan pernah. Karena rupanya senja seperti mengirimkan sepotong cerita hari ini untuk dibawa tenggelam matahari. Tenggelamnya hari pertanda akan ada hari esok dengan cerita baru yang kita miliki.

Jangan pernah kuatir meski senja hari ini begitu pekat, bahkan di menit terakhir pun kita tak pernah tahu. Senja mengajarkanku untuk tidak menghakimi tiap detiknya dan membiarkan diri kita menikmati waktu apa adanya, menemani senja menutup hari-hari




No comments:

Post a Comment