Thursday, February 17, 2011

Nasi Tumpeng

Tumpeng adalah hidangan tradisional khas Jawa yang terbuat dari nasi yang dimasak bersama santan dan dibentuk menjadi kerucut yang menyerupai gunung.sekelilingnya dihias dengan sayuran dan lauk pauk.
Biasanya dihidangkan ketika ada acara seremonial/upacara tertentu.Misalnya acara selamatan Pernikahan, Khitanan,Bersih Desa/Merti Bumi, bahkan untuk ulang tahun dan peresmian/pembukaan suatu tempat.
Puncak kerucut sebagai simbol Tuhan.Sayuran dan lauk pauk yang mengelilinginya sebagai simbol alam dan lingkungannya. Warna Kuning pada nasi menandakan tingginya kekayaan dan kemuliaan.

Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi.
Sesungguhnya 'tumpengan' istilah untuk acara dimana disajikan nasi tumpeng, tidak hanya untuk acara selamatan (kenduri) atau perayaan kebahagiaan semata, beberapa acara tumpengan yang biasa ada dimasyarakat antara lain:
  • Tumpeng Robyong - Tumpeng ini biasa disajikan pada upacara siraman dalam pernikahan adat Jawa. Tumpeng ini diletakkan di dalam bakul dengan berbagai macam sayuran. Di bagian puncak tumpeng ini diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan cabai. 
  • Tumpeng Nujuh Bulan - Tumpeng ini digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan. Tumpeng ini terbuat dari nasi putih. Selain satu kerucut besar di tengah, tumpeng ini dikelilingi enam buah tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang.
  • Tumpeng Pungkur - digunakan pada saat kematian seorang wanita atau pria yang masih lajang. Dibuat dari nasi putih yang disajikan dengan lauk-pauk sayuran. Tumpeng ini kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.
  • Tumpeng Putih - warna putih pada nasi putih menggambarkan kesucian dalam adat Jawa. Digunakkan untuk acara sakral.
  • Tumpeng Nasi Kuning - warna kuning menggambarkan kekayaan dan moral yang luhur. Digunakan untuk syukuran acara-acara gembira, seperti kelahiran, pernikahan, tunangan, dan sebagainya.
  • Tumpeng Nasi Uduk - Disebut juga tumpeng tasyakuran. Digunakan untuk peringatan Maulud Nabi.
  • Tumpeng Seremonial/Modifikasi
Foto dan teks: Arum Mangkudisastro
Editor: Baktiar

No comments:

Post a Comment